Stop Bullying di Kampus: Mengapa Kita Harus Berhenti Membiarkan Perundungan Terjadi
Perundungan atau bullying merupakan tindakan yang tidak dapat diterima di mana pun, termasuk di lingkungan kampus. Sayangnya, perundungan masih sering terjadi di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini telah menjadi masalah yang memprihatinkan, karena tidak hanya merugikan korban perundungan secara psikologis, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan mereka.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekitar 35% mahasiswa di Indonesia pernah mengalami perundungan di kampus. Bentuk perundungan yang paling umum adalah intimidasi, ejekan, dan penolakan oleh teman sebaya. Perundungan juga dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti verbal, fisik, sosial, dan cyber.
Perundungan di kampus dapat memiliki dampak yang sangat negatif bagi korban, termasuk menurunkan rasa percaya diri, meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, serta menyebabkan depresi dan isolasi sosial. Para korban perundungan juga dapat mengalami kesulitan dalam belajar dan mencapai potensi akademik mereka.
Mengapa kita harus berhenti membiarkan perundungan terjadi di kampus? Pertama, karena setiap individu berhak untuk merasa aman dan nyaman di lingkungan pendidikan mereka. Para mahasiswa harus dapat fokus pada studi mereka tanpa harus khawatir tentang perlakuan buruk dari teman sebaya. Kedua, karena perundungan dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif dan menghambat perkembangan sosial dan akademik mahasiswa.
Untuk mengatasi perundungan di kampus, diperlukan upaya bersama dari seluruh elemen kampus, termasuk mahasiswa, dosen, dan pihak administrasi. Mahasiswa harus meningkatkan kesadaran akan dampak negatif perundungan dan berani melaporkan kasus perundungan yang terjadi. Dosen juga harus terlibat dalam mengawasi dan memberikan pendampingan kepada mahasiswa yang rentan menjadi korban perundungan.
Selain itu, pihak administrasi kampus juga harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan perundungan, serta memberikan sanksi kepada pelaku perundungan. Kampus juga dapat menyelenggarakan kampanye anti-perundungan dan pelatihan bagi mahasiswa dan staf tentang bagaimana mencegah dan mengatasi perundungan.
Dengan berhenti membiarkan perundungan terjadi di kampus, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi semua mahasiswa. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menghentikan perundungan di kampus dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi semua individu.
Referensi:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Studi tentang Perundungan di Kampus.
2. StopBullying.gov. (2021). Effects of Bullying.